4 Cara Meningkatkan Keterlibatan Murid Saat Pembelajaran Online
Di dalam masa pembelajaran jarak jauh ini, salah satu permasalahan yang sering muncul adalah murid tidak terlibat secara aktif di dalam proses pembelajaran. Setidaknya ada tiga contoh dari bentuk nyata masalah ini.
Pertama, murid sulit atau jarang hadir saat pertemuan tatap muka secara langsung yang dilakukan secara sinkronus. Bukanlah hal yang jarang terjadi bahwa tingkat kehadiran selama pembelajaran online ini menurun. Misalkan, jika jumlah murid di dalam suatu kelas berjumlah 25 orang, bisa saja jumlah yang konsisten hadir berjumlah 15 orang. Tentunya hal ini mencapai titik terburuknya saat awal pandemi terjadi dan seiring waktu tingkat kehadiran murid sudah meningkat.
Kedua, murid tidak memberikan respon saat ditanyakan oleh guru selama sesi pembelajaran berlangsung. Di dalam sesi pembelajaran online, ada kalanya guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan panduan. Tetapi, walaupun murid ‘hadir’ di dalam sesi tersebut, bukan berarti mereka aktif menyimak penjelasan dan instruksi guru. Tidak heran jika murid-murid yang tidak aktif tersebut tidak akan memberikan respon jika diberikan pertanyaan diskusi.
Ketiga, murid tidak berpartisipasi secara aktif di dalam setiap aktivitas pembelajaran. Misalkan, di masa ini guru wajib menggunakan beberapa aplikasi pembelajaran dan permainan digital edukatif. Biasanya murid harus mengklik tautan yang diberikan oleh guru untuk dapat menggunakan aplikasi dan permainan tersebut. Idealnya semua murid berpartisipasi di dalam setiap aktivitas pembelajaran yang ada. Tetapi, sama seperti masalah nomor dua, bisa saja mereka tidak mengklik tautan yang diberikan, baik itu karena tidak menyimak ataupun kendala perangkat dan internet.
Jika demikian, pertanyaannya adalah apakah keterlibatan murid saat pembelajaran daring ini adalah sebuah hal yang perlu untuk ditingkatkan?
Jawabannya adalah: Ya, hal tersebut perlu dan darurat untuk segera ditingkatkan, sebab jika hal ini terus terjadi dan tidak diselesaikan, akan terjadi yang namanya learning loss, atau hilangnya keterampilan atau pengetahuan, baik itu secara spesifik atau umum. Sederhananya, learning loss dapat dikatakan sebagai kemunduran dalam aspek akademik. Misalkan, seorang murid pada kelas 6 SD sebelum pandemi idealnya sudah menguasai aritmatika sederhana. Tetapi, oleh karena learning loss pada masa pandemi, bisa saja mereka kesulitan menguasainya, bahkan hingga sudah naik kelas.
Lantas, pertanyaan lebih lanjut adalah bagaimana cara meningkatkan keterlibatan murid pada masa pembelajaran jarak jauh ini? Solusi dari masalah ini adalah teknologi pendidikan.
Dikutip dari buku “Educational Technology: A Primer for the 21st Century,” teknologi pendidikan adalah studi dan praktik etis untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber daya teknologi yang tepat (Huang, Spector, & Yang, 2019). Dari definisi ini, kita dapat menjawab pertanyaan, “dari mana kita tahu bahwa implementasi teknologi sudah tepat guna?” Jawabannya adalah jika pembelajaran sudah terfasilitasi dan kinerja murid meningkat saat setelah implementasi teknologi pendidikan tersebut.
Lebih lanjut, dalam buku ini dibahas aspek desirability, yakni apakah murid benar-benar menyukai dan terlibat dalam sesi pembelajaran saat menggunakan teknologi pendidikan. Dari sini terlihat bahwa teknologi pendidikan juga sangat memperhatikan keterlibatan murid dalam sesi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterlibatan murid, seorang guru dapat memikirkan implementasi teknologi pendidikan dikelasnya. Tidak hanya menggunakan sembarang aplikasi atau permainan, tapi semua fasilitas yang ada harus diolah dan dikelola dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.
Selanjutnya, empat hal di bawah ini dapat membantu guru untuk dapat mengimplementasikan teknologi pendidikan di dalam sesi pembelajaran daring pada masa ini.
Pertama, gunakan permainan digital edukatif
Alih-alih membuka pembelajarang langsung dengan penyajian materi, seorang guru dapat menggunakan permainan digital edukatif. Misalkan, jika guru mengajar mengenai topik tata surya, guru dapat menggunakan permainan digital edukatif seperti tebak gambar planet-planet, atau teka-teki silang secara daring.
Kedua, sediakan kesempatan bagi murid untuk mengajukan pertanyaan
Jika murid enggan bertanya, ini berarti dari sisi guru harus secara intensional menyediakan banyak kesempatan untuk murid dapat bertanya. Misalkan, guru dapat menggunakan metode KWL (Know, Wonder, Learned) Chart saat memulai sesi pembelajaran. Di dalam kolom wonder, murid-murid harus memberikan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang topik yang akan dipelajari. Selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan ini dapat digunakan sebagai pertanyaan diskusi selama pembelajaran. Sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui.
Ketiga, secara intensional apresiasi murid yang aktif berpartisipasi selama pembelajaran
Semua manusia senang dipuji, tidak terkecuali para murid kita. Ada kalanya komposisi murid di suatu kelas memberikan satu atau dua murid yang aktif bertanya. Ini adalah suatu keuntungan, sebab jika tidak ada mereka, mungkin saja sesi pembelajaran menjadi sunyi. Selanjutnya, jika guru secara sengaja mengapresiasi mereka, murid lain akan melihat bahwa bertanya itu adalah suatu hal yang bagus. Hal ini juga bisa dilakukan dengan tepuk tangan secara virtual yang disediakan oleh beberapa aplikasi atau website bahkan Learning Management System (LMS) yang ada.
Keempat, buatlah kesempatan untuk melakukan kerja kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu hal yang menantang di masa pembelajaran jarak jauh ini. Tetapi, hal ini bukanlah mustahil untuk dilakukan. Beberapa aplikasi, website, dan LMS memungkinkan adanya fitur kerja kelompok, yakni murid dibagi ke dalam beberapa ruangan virtual yang berbeda. Hal yang harus dipersiapkan guru adalah panduan teknisnya, yakni berapa orang di dalam kelompok, apa yang mereka lakukan di dalam kelompok, termasuk peran tiap anggota kelompok jika diperlukan.
Dengan melakukan empat cara di atas, yakni implementasi teknologi pendidikan di dalam kelas, harapannya keterlibatan murid dapat meningkat. Tiada sukacita lain bagi guru saat melihat sesi pembelajaran yang sudah direncanakannya berlangsung dengan aktif, penuh kesenangan, dan murid terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Saat para murid terlibat secara aktif dalam pembelajaran, harapannya juga mereka bisa meningkatkan kinerja mereka dan learning loss pun dapat dicegah.
Referensi Tambahan
Huang, R., Spector, J.M., Yang, J. (2019). Educational Technology: A Primer for the 21st Century. Springer.