Learning Management System
End-to-end solution for learning and teaching
Assessments
Create high quality assessments with minimal effort
Fee Management
All the fee management tools you need under a single roof
Student Information System
All your student data at your finger tips in one click
Admission Management
Seamless lead management and admission process digitization
Exam Planner
Plan exams and share schedule seamlessly with all students and teachers
Report Card
Customize, create, download and print your school’s digital report card
Teachpay
Collect school fees in advance and get visibility into your cashflow
Student Tracking System
Keep track of student information, performance, bus-location and attendance.
Teachsmart
Launch NEP Compliant 21st Century Skill Courses

4 Cara Praktis Mencegah Murid Mencotek Selama Ujian Online

Salah satu kendala yang kerap kali terjadi saat pembelajaran online adalah tidak ada cara untuk memastikan murid tidak menyontek saat ujian online. Ini berarti jika guru memberikan instruksi ‘tidak boleh menggunakan kalkulator saat ujian Matematika,’ bagaimana cara memastikannya tanpa melibatkan alat-alat yang canggih? Tentu ini akan menjadi dilema bagi guru dalam menyusun instrumen soal untuk keperluan ujian secara online.

Jika hal ini terus dipaksakan, maka bukanlah hal yang tidak mungkin guru mendorong murid jadi pribadi yang pembohong. Oleh sebab itu, pelaksanaan ujian secara online perlu dikaji ulang dalam hal pelaksanaannya. Berikut ini merupakan empat cara praktis yang dapat Anda coba untuk mencegah murid menyontek saat ujian online tanpa melibatkan alat-alat yang ‘canggih.’ Simak penjelasannya.

Mendesain Soal Original

Cara pertama dalam mencegah murid untuk menyontek adalah dengan mendesain soal original. Alih-alih menggunakan soal yang sudah ada di buku atau di internet, guru dapat membuat soal baru yang original, tidak ada di buku maupun di internet. Mengapa? Karena di internet sudah terdapat banyak pembahasan dari soal-soal yang ada di buku maupun internet. Dengan mengerjakan soal original, murid akan berlatih menerapkan apa yang sudah dipelajarinya.

Dalam pembelajaran jarak jauh, sebelum membuat soal-soal original, guru perlu memetakan terlebih dahulu kompetensi apa yang ingin dicapai melalui tujuan yang sudah dibuat. Setelah itu, guru juga dapat menentukan ranah kognitif dari soal-soal tersebut, dari C1-C6.

Misalnya, dalam mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang, guru dapat fokus untuk membuat soal-soal tentang volume dan luas permukaan dari bangun-bangun ruang tertentu. Tingkat soal-soal ini biasanya C3, yaitu menggunakan rumus yang sudah dipelajari.

Murid Membuat Soal

Dalam ujian, umumnya gurulah yang membuat soal-soalnya. Tetapi, melalui cara ini, soal ujian dapat berupa instruksi dari guru bagi murid untuk membuat tipe-tipe soal tertentu. Dengan membuat soal original, secara otomatis tidak akan ada pembahasan dari soal tersebut di internet. Menarik, bukan? Selain itu, murid juga akan berkembang tingkat kognitifnya mulai dari tingkat C3, sebab membuat soal termasuk dalam tahap berpikir aplikasi.

Misalnya, dalam konteks pembelajaran online, guru dapat memberikan instruksi untuk membuat soal, lengkap dengan persyaratannya. Selain itu, murid tidak hanya membuat soalnya, tetapi juga cara menjawab (jika diperlukan) dan jawabannya.

Sebagai contoh, dalam topik yang sama, yakni Bangun Ruang, instruksi soal dapat berupa seperti ini: “Buatlah sebuah contoh soal tentang volume balok dengan yang dicari adalah tinggi balok dan diketahui volume dan panjang balok masing-masing 2600 cm2 dan 13 cm.”

Mengasah Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Cara efektif selanjutnya untuk mencegah murid menyontek dalam ujian online adalah dengan menggunakan soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher-order thinking skills (HOTS). Dalam Taksonomi Bloom, ini berada pada ranah C4 hingga C6, yakni analisis, evaluasi, serta kreasi. Pembahasan soal-soal setingkat LOTS biasanya tidak banyak ditemukan di internet. Lalu pembahasannya juga panjang dan pembahasan yang satu bisa berbeda dengan yang lainnya.

Dalam tipe soal analisis, guru dapat mendesain soal dimana murid menggali informasi sebanyak-banyaknya atau dari berbagai sudut pandang. Selanjutnya, di tipe soal evaluasi, dari banyaknya informasi tersebut, murid dapat memilih satu hal yang paling penting, atau yang merupakan solusi terbaik. Terakhir, dalam tipe soal kreasi, murid diminta untuk membuat suatu hal yang baru dari informasi atau solusi terbaik tersebut. Sangat menarik dan sistematis, bukan?

Menggunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang akan difokuskan implementasinya pada Kurikulum Merdeka. Selanjutnya, PBL juga efektif untuk mencegah murid menyontek. Mengapa? Karena bahkan dalam PBL murid diminta untuk bertanya kepada orang lain (wawancara), melakukan riset di internet, menggunakan alat bantu, seperti software pendidikan yang relevan, dan tidak akan ada istilah ‘menyontek’ didalamnya.

Dalam konteks pembelajaran daring, guru dapat menugaskan kepada murid asesmen sumatif untuk menyelesaikan sebuah proyek, misal membuat kampanye daring tentang penghematan air. Dalam kampanye ini, murid akan membuat sebuah poster digital yang memuat informasi mengenai data statistik banyaknya air yang dibuang secara percuma, dan betapa banyaknya potensi yang bisa digali dalam penggunaan air secara bertanggung jawab. Sangat seru, kan?

Hal-hal di atas ini sangat mudah untuk dilakukan, tidak sesulit kelihatannya. Bahkan untuk jenis murid membuat soal, kita tidak perlu memeriksa apakah angka-angka atau soal-soal yang kita buat sudah masuk akal atau belum; itu akan menjadi tanggung jawab murid. Harapannya, empat hal di atas dapat menolongmu dalam mencegah murid menyontek selama pembelajaran online. Silahkan bagikan juga artikel ini ke teman-teman guru yang membutuhkan. Selamat mencoba!



Name must have atleast 3 characters
School name must have atleast 3 characters
Phone number must have atleast 7 digits and atmost 15 digits
Please select a role