Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Guru yang sedang menjalani Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) biasanya perlu menjalankan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Program ini memang tidak mudah dijalankan, namun manfaatnya sangat besar, baik bagi guru itu sendiri maupun bagi para murid. Kuncinya adalah bagaimana menjalankan setiap siklusnya secara maksimal demi meraih manfaat yang optimal pula.
Apa Itu PTK?
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah usaha penelitian yang dilakukan oleh guru terhadap kelas yang diajarnya, baik itu dari segi kurikulum, suasana kelas, serta karakteristik dan feedback murid. Program ini biasanya berlangsung sepanjang tahun ajaran demi memperoleh hasil yang lebih akurat.
Dalam penelitian ini, guru akan mengamati, mengumpulkan informasi, dan menganalisis kelasnya secara keseluruhan hingga menemukan satu atau beberapa kesimpulan. Hasil dari PTK nantinya akan digunakan sebagai dasar perancangan dan pelaksanaan kelas berikutnya.
Tujuan PTK
Guru diberi tugas melakukan PTK bukanlah tanpa alasan. Ada hal-hal tertentu yang menjadi perhatian baik pemerintah maupun pihak yayasan sekolah. Secara umum, tujuan utama dari PTK antara lain sebagai berikut:
Melatih Kreatifitas dan Kecerdasan Guru
Otak yang tidak terlatih akan menurun performanya. Hal itu tentu tidak boleh terjadi pada guru, karena kecerdasan murid akan sangat dipengaruhi oleh kreativitas dan kecerdasan guru. Sebaliknya, melatih otak secara rutin akan meningkatkan kualitas berpikir seorang guru, sehingga murid pun juga akan mendapat manfaatnya secara tidak langsung. Dengan menjalankan PTK, guru akan terdorong untuk berpikir kritis dan meningkatkan kualitas kinerja otaknya.
Mencari dan Memahami Kendala Dalam Kelas
Tidak semua masalah mudah terlihat dari permukaan. Dengan adanya PTK, guru akan bisa mengidentifikasi dan menemukan solusinya dengan lebih cepat. Oleh karena itu, guru harus terus proaktif mencari hal-hal apa lagi yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan agar proses belajar mengajar bisa semakin optimal.
Menemukan Solusi Mengajar yang Lebih Efektif
Meskipun tidak ada kendala yang dihadapi, guru tetap memiliki tanggung jawab untuk mencari alternatif cara mengajar yang lebih baik. Guru perlu mencari cara agar pengalaman belajar terasa lebih menyenangkan dan menantang bagi para murid agar mereka semakin termotivasi untuk giat belajar. Solusi belajar juga harus menjamin murid bisa menyerap ilmu secara lebih efektif agar kecerdasan mereka berkembang.
Mengukur Kualitas Guru
Pihak sekolah perlu mengetahui seberapa tinggi kompetensi masing-masing guru dan seberapa jauh mereka telah berkembang selama setahun terakhir. Dengan begini, mereka bisa memberi penghargaan yang lebih terhadap guru yang paling banyak berkembang.
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Secara Umum
Ketiga tujuan yang disebutkan di atas akan terasa pada tahun ajaran berikutnya. Maka, jika PTK dilakukan secara rutin secara terus menerus setiap tahunnya, tentu manfaatnya akan semakin besar. Itulah sebenarnya tujuan jangka panjang dari Penelitian Tindakan Kelas.
Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia berada pada posisi yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Dengan peningkatan kualitas pendidikan yang kontinyu, diharapkan Indonesia bisa mengejar ketertinggalannya. Sehingga, generasi penerus bangsa bisa memiliki daya saing yang kuat di kancah internasional.
Manfaat PTK
Dalam prosesnya, PTK membawa manfaat yang jauh lebih besar daripada tujuan utamanya. Tujuan ini pun dirasakan bukan hanya bagi guru saja, namun juga bagi semua pihak yang terlibat di sekolah. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Bagi Guru:
- Melatih berpikir kritis
- Meningkatkan problem solving skill
- Meningkatkan produktivitas
- Menunjukkan kualitas profesional
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Berpotensi naik jabatan dan benefit
- Melatih time management karena harus menjalankan PTK di sela-sela kegiatan mengajar
Bagi Murid:
- Mendapat perhatian yang lebih dari guru
- Pengalaman belajar lebih menyenangkan dan berkesan
- Belajar terasa lebih mudah
- Kecerdasan meningkat
- Kendala belajar teratasi
- Semakin mampu bersaing di kancah internasional
Bagi Sekolah:
- Meningkatkan kualitas kelulusan
- Mendapat pamor sekolah yang lebih baik
- Memastikan sekolah memiliki guru yang terbaik
- Problematika sekolah bisa diselesaikan
- Kerjasama dan kekompakan antar guru semakin kuat
Bagi Negara dan Masyarakat Umum:
- Semakin tinggi kualitas pendidikan anak bangsa, semakin besar potensi negara untuk berkembang dan memperoleh kemakmuran
PTK Individu VS Tim
Guru bisa menjalankan PTK sendiri atau berkolaborasi dengan beberapa guru lain. Tentu saja, masing-masing cara memiliki keuntungan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Berikut adalah contohnya:
PTK Individu
- Keuntungan
- Lebih fleksibel dalam menjalankannya.
- Lebih bebas dalam menentukan rencana dan tindakan.
- Kualitas diri lebih terukur.
- Tidak ada resiko konflik dengan guru lain.
- Kelemahan
- Mungkin akan kerepotan, terutama pada tahapan pelaksanaan dan pengamatan.
- Faktor kesalahan lebih besar karena tidak ada kroscek.
- Jika ada masalah atau kesulitan, guru tidak memiliki support untuk mengatasinya.
- Tidak cocok untuk PTK yang kompleks.
- Tidak melatih kerjasama dan kekompakan antar guru.
PTK Tim
- Keuntungan
- Memungkinkan PTK yang lebih kompleks.
- Menambah perspektif dan ide agar hasilnya lebih optimal.
- Meminimalkan resiko kesalahan.
- Meningkatkan kekompakan dan kerjasama antar guru.
- Bisa memperoleh manfaat yang lebih besar dan berarti.
- Kelemahan
- Tidak semua guru mampu berkoordinasi dengan baik sehingga ada resiko konflik internal.
- Porsi kerja terkadang tidak merata sehingga terasa tidak adil bagi sebagian guru.
- Pengukuran kualitas individu setiap guru akan lebih sulit.
Siklus PTK
Dalam sebuah Penelitian Tindakan Kelas, seringkali satu tindakan masih belum memberikan hasil yang sesuai harapan. Pada kasus seperti, siklus PTK perlu diulangi untuk jenis tindakan lain yang perlu diteliti. Siklus akan perlu untuk terus diulang berkali-kali hingga mendapatkan hasil yang diharapkan.
Adapun siklus itu sendiri terdiri dari empat tahapan, yaitu:
Tahap Perencanaan
Pada awal pelaksanaan penelitian, guru perlu terlebih dahulu menyusun konsep dan kerangka penelitiannya. Tentukan tujuan utama yang ingin dicapai oleh guru pada masa penelitian kali ini dan mulailah mencari inspirasi untuk menentukan bagaimana penelitian akan dilakukan. Proses persiapan juga masih merupakan bagian dari tahapan ini. Semakin matang perencanaan, semakin mudah bagi guru untuk melanjutkan tahapan-tahapan berikutnya.
Tahap Pelaksanaan
Setelah rencana dan persiapan matang, selanjutnya guru bisa langsung mengeksekusinya. Tindakan yang dilakukan untuk penelitian sebaiknya jangan sampai membuat kelas terasa kaku. Lakukanlah senatural mungkin supaya murid tidak terasa ada yang janggal pada proses belajarnya. Pelaksanaan tindakan yang terlalu dibuat-buat justru beresiko tidak efektif hasilnya nanti.
Tahap Pengamatan
Setelah tindakan dilaksanakan, guru selanjutnya hanya perlu mengamati bagaimana kelas berjalan. Perhatikan bagaimana para murid bereaksi dan bersikap, serta bagaimana hasilnya nanti.
Terkadang, tahapan pelaksanaan harus dikerjakan hampir berbarengan dengan tahap pengamatan. Jika PTK yang Anda lakukan adalah seperti ini, pertimbangkanlah untuk meminta bantuan atau berkolaborasi dengan guru lain. Satu guru bisa melaksanakan tindakan dan satunya bisa mengamati.
Tahap Refleksi
Dari hasil pengamatan, guru dapat melakukan refleksi atau evaluasi terhadap kelasnya. Pada tahapan ini, akan terukur seberapa efektifnya tindakan yang sedang diteliti tersebut. Hasil refleksi dapat berupa kesimpulan, penjelasaan, atau ide solusi. Hal ini kemudian akan menjadi dasar pada tahapan persiapan untuk siklus PTK selanjutnya.
Model PTK
Siklus PTK tidak selalu harus melewati 4 tahapan tersebut. Hal itu bergantung pada model yang dipilih guru untuk penelitiannya. Berikut adalah beberapa contoh model Penelitian Tindakan Kelas yang umum digunakan:
Model PTK Kurt Lewin
Kurt Lewin adalah psikolog pertama yang melahirkan model PTK. Siklus pada model ini terdiri dari empat tahapan seperti yang dijelaskan di atas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Model ini juga dianggap sebagai pedoman dasar yang paling umum digunakan para guru dalam PTK yang mereka jalani.
Model PTK Kemmis & McTaggart
Kemmis dan McTaggart sebetulnya memiliki siklus yang mirip dengan Kurt Lewin. Hanya saja, tahapan pelaksanaan dan pengamatan dalam model ini dilakukan secara bersamaan pada waktu yang sama. Tentu saja, hal ini akan lebih sulit dilakukan jika guru melakukan penelitiannya secara individu. Namun, model ini akan sangat cocok untuk jenis tindakan yang sekiranya akan memberikan efek yang langsung.
Model PTK John Elliot
John Elliot juga memformulasi sebuah model PTK yang merupakan pengembangan dari model Lewin. Dalam hal ini, Elliot membuat tahapan pelaksanaan menjadi lebih kompleks dengan adanya beberapa tindakan secara berurutan dalam satu siklus. Model ini sebetulnya sangat efektif karena lebih mendetail, mengingat bahwa dalam satu mata pelajaran bisa terdiri dari beberapa topik bahasan. Sayangnya, model ini juga akan membutuhkan usaha yang lebih dari guru yang bersangkutan.
Format Laporan PTK
Setelah selesai dilakukan, guru harus membuat laporan PTK agar bisa direview dan dinilai oleh pihak sekolah. Format penyusunannya sebenarnya sama saja seperti format laporan penelitian pada umumnya, yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini, guru perlu menjelaskan apa yang mendasarinya menentukan PTK apa yang akan dilakukan.
- Abstraksi
Berupa satu halaman berisi rangkuman isi laporan dari awal sampai akhir.
- Latar Belakang Masalah
Menjelaskan masalah apa yang ingin disorot dan ditelaah dalam penelitian ini.
- Tujuan Penelitian
Menjelaskan apa saja tujuan dan manfaat yang ingin dicapai pada penelitian.
- Lingkup Penelitian
Menjelaskan sejauh mana penelitian tindakan kelas diterapkan dan apa saja faktor pengaruhnya.
- Bab II Kajian Pustaka
Dalam bab ini, guru perlu menjelaskan referensi yang telah dibaca dan dijadikan pedoman dalam PTK yang dilakukannya.
- Landasan Teori
Berupa teori atau ilmu umum yang berkaitan dengan PTK yang dilakukan.
- Hasil Penelitian Lain yang Relevan
Berupa laporan PTK lain yang menjadi bahan pertimbangan atau acuan PTK yang dilakukan saat ini.
- Kerangka Berpikir
Menjelaskan bagaimana proses berpikir guru dalam menyusun PTK ini.
- Rencana Tindakan yang Dipilih
Menjelaskan tindakan apa yang akan dilakukan pada penelitian ini.
Bab III Pelaksanaan
Menjelaskan bagaimana melaksanakan penelitian dan bagaimana proses analisisnya sampai selesai.
Setting Penelitian
Menjelaskan objek dan lokasi tindakan akan dilakukan, serta kondisi kelas saat tindakan dilakukan.
- Persiapan Tindakan
Menjelaskan apa saja yang dilakukan sebelum memulai PTK.
- Implementasi Tindakan
Menjelaskan bagaimana tindakan dilakukan.
- Prosedur Pemantauan
Menjelaskan bagaimana proses pengamatan dilakukan.
- Prosedur Analisis dan Refleksi
Menjelaskan bagaimana proses guru mengambil kesimpulan dari hasil pemantauan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menjelaskan hal-hal apa saja yang terjadi dan ditemukan pada tahapan pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Poin-poin dalam bab ini sepenuhnya tergantung pada kreativitas guru sebagai penulis laporan.
Bab V Penutup
Menjelaskan hal yang menjadi hasil akhir refleksi dan merangkum inti materi dari Bab IV.
- Kesimpulan
Menjelaskan hal apa saja yang diketahui sebagai hasil dari penelitian.
- Saran
Menjelaskan ide yang bisa dilakukan untuk proses belajar mengajar yang lebih baik ke depannya.
- Daftar Pustaka
Mencantumkan segala bahan bacaan yang dijadikan acuan dalam penelitian dan laporan ini.
Penelitian Tindakan Kelas memang bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan secara rutin. Namun, seorang guru yang bijak pastinya memahami mengapa hal ini sangat perlu dilakukan. Pada awal-awal menjadi guru, PTK bisa terasa seperti beban yang rumit. Namun, lama-kelamaan, guru akan memahami alurnya dan justru tertantang untuk menjalankan PTK yang lebih kompleks.