Tips Mengurangi Beban Kerja Guru di Kelas Hybrid
Pembelajaran hybrid memang terkesan lebih kompleks bagi guru karena beragamnya kegiatan belajar. Tanpa manajemen yang baik, ada resiko guru menjadi overworked. Padahal, sistem belajar ini sebetulnya justru berpeluang besar mengurangi beban kerja guru sehingga tak perlu lagi lembur melebihi jam kerjanya.
Dalam sistem kelas hybrid, murid didorong supaya menjadi lebih proaktif dalam mengembangkan pengetahuannya. Berbagai teknologi juga dimanfaatkan untuk mengambil alih sebagian tugas guru. Dengan begitu, guru diharapkan mampu memberi kualitas yang lebih baik dalam kinerjanya. Guru juga lebih aman dari resiko stress atau bahkan burnout.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dicoba untuk mengurangi beban kerja guru di kelas hybrid:
Konsisten dengan Jadwal
Baik itu bekerja dari rumah maupun di gedung sekolah, guru harus memiliki jam kerja yang konsisten. Guru yang terbiasa lembur atau membawa pulang pekerjaan harus menghentikan kebiasaannya itu. Target utama untuk menghindari guru overworked adalah dengan memastikan mereka benar-benar tidak lagi mengurusi atau bahkan sekedar memikirkan pekerjaan setelah jam kerja berakhir.
Bagi guru yang sering lembur, mengubah kebiasaan mungkin akan menantang. Prosesnya harus bertahap untuk meregulasi diri agar semua pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Pihak sekolah juga harus mendukung usaha ini.
Tegaskan Batasan
Salah satu resiko yang sering membuat guru tertekan adalah ketika ada pihak sekolah atau orang tua murid yang menghubunginya di luar jam sekolah. Guru yang sedang menjalani kehidupan pribadinya pun merasa harus menomorduakan urusannya sendiri demi pekerjaannya. Padahal, bukan tanggung jawabnya untuk melakukan tugas tersebut di luar jam kerja.
Guru berhak menolak jika diminta melakukan pekerjaan di luar jam tanpa ada kompensasi. Bahkan bila ada orang tua murid yang menghubunginya di luar jam operasional, guru berhak menunda meresponnya hingga pada waktunya bekerja. Menegaskan batasan adalah hal yang patut dibiasakan untuk mencegah kehidupan pribadi guru terganggu.
Ringkaskan Kurikulum
Salah satu beban kerja yang kerap menyebabkan guru overworked adalah tuntutan kurikulum yang terlalu bertele-tele. Faktanya, guru seringkali asal-asalan menjalankan pekerjaannya karena keterpaksaan keadaan, dimana ada banyak hal yang harus diselesaikan berdasarkan aturan kurikulum. Padahal, hal ini pun tidak akan efektif pada proses belajar para murid.
Oleh sebab itu, sebaiknya kurikulum sekolah direvisi agar lebih ringkas namun padat. Cara ini akan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efisien. Bukan hanya saja bermanfaat bagi guru, namun murid pun akan sangat diuntungkan.
Murid Harus Aktif
Pembelajaran yang efektif adalah ketika pelajar yang lebih aktif dalam prosesnya ketimbang pengajar, bukan sebaliknya. Pada dasarnya, tugas utama guru bukanlah memberikan jawaban dan ilmu. Seharusnya, peran guru dalam pendidikan adalah mengarahkan dan membimbing murid mengeksplorasi ilmunya.
Sebuah sistem pendidikan dapat dikatakan berhasil justru ketika murid mampu berinisiatif dan kreatif menjalani proses belajarnya. Maka dari itu, sebuah program belajar dimana gurunya repot memberikan pengajaran sementara muridnya duduk diam adalah sistem yang kurang tepat dan harus dibenahi.
Maksimalkan Modul Belajar Mandiri
Canggihnya teknologi masa kini tidak lagi membuat guru harus mengulang penjelasan suatu pelajaran berkali-kali. Caranya, cukup hanya dengan membuat modul belajar mandiri, baik itu ebook atau video pembelajaran. Selain mengurangi beban kerja guru kelas hybrid, trik ini juga memudahkan murid untuk mengulang materi belajarnya sendiri jika mereka merasa belum cukup paham.
Beragamnya teknologi di bidang multimedia tentunya memberikan kesempatan bagi guru untuk membuat modul belajar yang variatif. Untuk itu, pihak sekolah sebaiknya juga memberi dukungan berupa fasilitas perangkat dan koneksi internet. Jika diperlukan, guru juga bisa diberi pelatihan teknologi untuk membuat modul atau video pembelajaran.
Menyusun Program Belajar Bersama Guru Lain
Salah satu tugas guru yang cukup menguras otak dan waktu adalah menyusun program belajar. Ada banyak hal mendetail yang harus dipertimbangkan agar proses belajarnya menjadi efektif namun tetap menyenangkan. Terlebih lagi, sebaik apapun program yang sudah dibuat, evaluasi berkala dan perbaikan tetap perlu dilakukan terus menerus.
Untungnya, guru tidak harus melakukannya sendiri. Guru bisa saja berkolaborasi dengan guru lain untuk menggarapnya bersama dan berbagi tugas. Bahkan sebenarnya, program yang dirancang dalam kolaborasi beberapa guru justru bisa lebih efektif. Pasalnya, dengan kolaborasi, guru bisa saling mengoreksi dan melengkapi setiap kekurangan yang ada.
Penilaian Otomatis
Mengoreksi dan memberi nilai tugas-tugas sekolah secara manual sangatlah memakan waktu, hingga guru kerap kali lembur di rumahnya sendiri untuk itu. Untungnya, saat ini ada banyak platform belajar online yang menyediakan kuis digital dan sebagainya untuk mengganti lembar kerja fisik. Dalam platform seperti itu, guru hanya perlu menyusun satu paket pertanyaan dan jawaban agar penilaian akan dilakukan secara otomatis dan real-time.
Memang, tidak semua jenis tugas bisa dinilai secara otomatis seperti ini. Namun, setidaknya beban guru bisa berkurang secara drastis mengingat banyaknya waktu yang biasanya tersita hanya untuk memeriksa tugas.
Ada banyak cara untuk mengurangi beban kerja guru kelas hybrid tanpa perlu mengurangi kualitas belajar para murid, baik itu menggunakan pendekatan baru ataupun teknologi modern. Hal ini penting dilakukan karena guru overworked berpotensi menyebabkan kemunduran kualitas belajar, yang mana justru akan merugikan para murid. Sebaliknya, guru yang memiliki waktu lebih bisa memanfaatkannya untuk terus meningkatkan kualitas diri, mencari ide kreatif untuk perbaikan mutu kelas, dan berbagai hal positif lainnya.