Belajar selama masa kelas online membuat guru harus memikirkan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Kreativitas guru pun diasah pada masa pembelajaran daring ini. Tetapi, masalah yang muncul adalah, guru mungkin akan bingung media pembelajaran seperti apa yang tepat digunakan dalam suatu pelajaran? Darimana mendapatkan media pembelajaran yang tepat pada konteks pandemi ini?
Kebingunngan ini berakibat pada tidak terpakainya media pembelajaran, atau pemakaiannya kurang sesuai dengan konteks yang ada. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dijelaskan secara lengkap mengenai media pembelajaran yang menarik untuk kelas digital.
Penggunaan media pembelajaran dalam konteks belajar online adalah suatu hal yang darurat, karena guru dan murid tidak bertemu sehingga dibutuhkan suatu alat untuk membantu menolong murid mengerti terhadap materi yang disamapaikan guru. Hal ini salah satunya dapat terwujud melalui penggunaan media pembelajaran dalam kelas online. Bagaimana itu? Simak artikel ini.
Definisi media pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana fisik atau digital yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih mudah dimengerti oleh murid. Di masa pandemi ini, media pembelajaran sangat dibutuhkan, baik yang berbentuk fisik maupun digital. Walau berbentuk fisik, ia juga dapat digunakan dalam kelas online yang berlangsung secara virtual. Misal, alat peraga dalam materi rangkaian listrik adalah rangkaian listrik itu sendiri.
Tetapi, memang kebutuhan lebih banyak untuk yang digital oleh karena pemakaian aplikasi pembelajaran di dalam kelas online. Artinya, media pembelajaran digital ini dapat ditemukan dalam aplikasi-aplikasi pembelajaran atau permainan digital edukatif. Dalam bentuk fisik, biasanya dapat berupa alat peraga atau flashcard dalam konteks kelas kecil.
Manfaat media pembelajaran
Media pembelajaran memiliki banyak manfaat. Setidaknya ada 2 manfaat yang bisa kita dapatkan dari penggunaan media pembelajaran di dalam kelas. Pertama, media pembelajaran membuat kelas online menjadi lebih menarik. Ini karena biasanya media pembelajaran bersifat interaktif. Artinya proses belajar online tidak hanya berlangsung satu arah, tetapi 2 arah; terdapat interaksi antara guru dan murid, yang biasanya dimungkinkan melalui aplikasi pembelajaran.
Kedua, dengan menggunakan media pembelajaran, murid bisa lebih mudah mengerti saat belajar online. Ini karena penggunaan media pembelajaran menstimulasi berbagai indera, setidaknya penglihatan, pendengaran. Sesuai dengan teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences), murid akan lebih mudah memahami suatu topik ajar jika materi yang disajikan disampaikan melalui berbagai media, seperti audio, visual, serta gerakan, jika memungkinkan.
Jenis-jenis media pembelajaran
Jenis-jenis media pembelajaran dalam masa pandemi dapat dibedakan menjadi dua, yakni fisik dan digital. Dalam artikel ini, akan difokuskan untuk penggunaan dalam kelas online, baik fisik maupun digital. Selanjutnya, di dalam dua kategori ini, terdapat lagi kategori-kategori kecil, yakni media audio, media video, media gambar, media simulasi, media permainan, serta media fisik. Banyak sekali, bukan?
Media audio dapat berupa lagu atau musik, media gambar dapat berupa poster digital, media video dapat berupa cuplikan video online, media simulasi merupakan aplikasi atau website yang menyediakan fitur simulasi dari suatu prinsip atau teori pembelajaran, media permainan merupakan gamifikasi, serta media fisik adalah alat peraga. Tentunya dalam satu mata pelajaran tidak harus menggunakan semua jenis tersebut; satu atau beberapa saja bisa cukup.
Media pembelajaran berbagai mata pelajaran
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa berbagai mata pelajaran bisa menggunakan hanya salah satu jenis media pembelajaran. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran “Musik,” media pembelajaran yang mungkin paling dibutuhkan dari yang lainnya adalah media audio, baik melalui demonstrasi guru atau rekaman suara. Dalam materi tentang tangga nada, guru dapat memperdengarkan cuplikan lagu yang menggunakan tangga nada tertentu.
Contoh lain, dalam mata pelajaran Matematika, mungkin media gambar dan simulasi adalah pilihan yang lebih baik ketimbang media audio. Dalam materi mengenai pecahan, guru dapat menampilkan simulasi pecahan, bagaimana perbedaan pecahan 1/2 dan 2/4 dalam bentuk gambar. Selain itu, bagaimana juga pecahan tersebut dapat ditampilkan melalui berbagai macam bentuk, tidak hanya sebuah pizza, atau lingkaran hampa. Benar, bukan?
Selain itu, dalam mata pelajaran IPA atau IPS, mungkin media pembelajaran yang dibutuhkan adalah media video. Melalui media ini, murid dapat mempelajari fakta spesifik yang tidak mungkin ditemukan dalam kelas. Misalnya, mengenai distribusi listrik yang murid harus pergi ke PLN untuk mengetahuinya, dapat ditampilkan melalui video. Atau bagaimana proses kemerdekaan Indonesia, murid tidak perlu kembali ke masa lalu, cukup melalui media video.
Contoh lain, dalam mata pelajaran English, pembelajaran akan semakin menarik jika menggunakan media permainan. Misal, pada materi tentang vocabulary, ketimbang menghafalnya, guru dapat menggunakan aplikasi pembelajaran dimana murid mengharuskan menggambar sebuah kata yang didapatnya. Atau bisa juga materi tersebut disajikan dalam bentuk permainan bingo secara digital. Sangat menarik, bukan?
Media pembelajaran di tiap tahapan pembelajaran
Tahapan pembelajaran merupakan urutan aktivitas dimana kegiatan belajar mengajar terjadi. Ada banyak jenis tahapan pembelajaran; tahapan dari pembelajaran berbasis proyek tentu berbeda dengan pembelajaran inkuiri. Atau pembelajaran juga bisa berbasis desain instruksional, seperti dari Robert Gagne, Dick & Carrey, ADDIE, dan lain-lain.
Hal ini biasanya diputuskan dalam kurikulum sekolah; artinya setiap sekolah memiliki kecondongan terhadap penggunaan tahapan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, penting bagi guru mendalami tahapan pembelajaran yang digunakan disekolahnya.
Dalam konteks kelas online, tentunya penggunaan media pembelajaran dalam tiap tahapan akan berbeda. Hal ini karena dalam tiap tahap pembelajaran memiliki tujuan yang berbeda; di awal pembelajaran, tujuannya adalah menarik perhatian, di tengah pembelajaran menyampaikan materi dan membimbing murid, serta di akhir pelajaran memberikan asesmen.
Sebagai contoh, di awal pembelajaran, salah satu media sederhana yang dapat guru gunakan adalah video menarik dari internet. Selanjutnya, di tengah pembelajaran, media pembelajaran yang dibutuhkan mungkin berupa aplikasi pembelajaran dimana guru dapat melakukan demonstrasi dan murid mengikutinya. Selain itu, di akhir pembelajaran, media yang dapat digunakan adalah untuk kebutuhan kreasi atau produksi.
Strategi menggunakan media pembelajaran
Dalam belajar online, guru perlu memiliki strategi dalam menggunakan media pembelajaran agar dapat efektif. Misalnya, guru harus memberikan contoh penggunaan atau demonstrasi dari media pembelajaran yang digunakan. Selanjutnya, guru juga dapat mengajarkan kepada murid langkah demi langkah bagaimana menggunakan media pembelajaran tersebut. Hal terpenting, murid perlu menggunakannya secara berulang-ulang dan konsisten untuk dapat melihat manfaatnya.
Selain itu, dalam konteks kelas online, guru juga bisa mempertimbangkan untuk memberikan bimbingan dalam menggunakan media pembelajaran tersebut secara sinkronus. Artinya ada satu sesi khusus yang digunakan untuk mengajarkan cara menggunakan media pembelajaran tersebut kepada murid. Jika murid dalam satu kelas banyak, guru dapat membaginya ke dalam beberapa sesi.
Opsi lain, guru juga dapat membuat video tutorial terlebih dahulu, kemudian mengunggahnya ke salah satu layanan penyedia video online, untuk kemudian dapat ditonton murid secara mandiri (asinkronus). Ini merupakan pilihan yang lebih praktis daripada sebelumnya. Tetapi, kekurangannya adalah, guru tidak dapat menolong murid secara langsung jika mereka menemui kesulitan.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan media pembelajaran
Agar penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar online menjadi tepat guna, beberapa prinsip berikut ini harus dilakukan oleh guru. Pertama, buat, cari, atau kembangkanlah media pembelajaran yang menolong murid mencapai tujuan pembelajaran. Artinya, sebagus apapun media pembelajaran yang ada, tanpa itu bisa membantu murid mencapai tujuan pembelajaran, maka media pembelajaran tersebut dapat dikategorikan sebagai distraksi.
Kedua, usahakanlah media pembelajaran yang digunakan dapat menarik perhatian dan minat murid dalam mempelajari topik pelajaran. Dengan melakukan ini, proses kegiatan belajar mengajar kedepannya akan lebih mudah sebab minat dan perhatian murid sudah terbangun.
Ketiga, tolok ukur keberhasilan penggunaan media pembelajaran adalah jika itu dapat meningkatkan keterlibatan dan kinerja murid. Mengapa? Sebab murid mengerti materi pelajaran akan berdampak pada keterlibatan dan hasil belajarnya meningkat. Sama dengan penggunaan aplikasi pembelajaran, hasil akhir penggunaan media pembelajaran adalah untuk meningkatknya kedua hal ini, sesuai dengan tujuan dari teknologi pendidikan itu sendiri.
Keempat, penggunaan media pembelajaran harus memperhatikan kondisi murid, secara spesifik usia, dan jenjang kelas mereka. Sebagai contoh, sesuai dengan teori perkembangan anak, murid yang berada di kelas kecil, lebih cocok untuk menggunakan media pembelajaran konkrit yang dapat disentuh. Media pembelajaran abstrak, lebih cocok untuk digunakan di kelas besar.
Terakhir, pastikan media pembelajaran mudah digunakan oleh murid. Dalam pengembangannya, tentu bukanlah hal yang mudah untuk mengembangkan media pembelajaran. Tetapi, kesusahan ini akan terbayarkan saat melihat para murid kita belajar dengan mudah, bukan? Opsi lain, kita juga dapat menggunakan media pembelajaran yang sudah jadi. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menanyakan kepada murid setiap selesai menggunakan media pembelajaran.
Media pembelajaran vs aplikasi belajar online
Media pembelajaran, seperti yang disebutkan di awal artikel, merupakan yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih mudah dimengerti oleh murid. Di lain sisi, aplikasi belajar online dapat dimengerti sebagai hal yang lebih kompleks karena fiturnya jauh lebih banyak daripada media pembelajaran.
Persamaan utama dari media pembelajaran dan aplikasi belajar online adalah hasil akhir keduanya dapat dilihat dari meningkatnya keterlibatan dan hasil belajar murid. Selanjutnya, perbedaan keduanya dapat dilihat dari kompleksitas atau banyaknya fitur dari media dan aplikasi itu sendiri. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan pelengkap dari aplikasi belajar online agar proses kegiatan belajar mengajar lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.
Dalam hal aplikasi belajar online, kita dapat menggunakan Teachmint, yakni aplikasi yang dapat membantu guru dalam mengelola dan mendigitalkan ruang kelas, mengikuti kelas online langsung (sinkronus), dan memiliki banyak fitur tambahan seperti pembuatan tes, berbagi pekerjaan rumah dan materi belajar, penilaian tes otomatis & banyak lagi. Intinya, dengan bantuan aplikasi ini, pekerjaan seorang guru menjadi sederhana dan mudah.
Bagaimana, menarik bukan? Media pembelajaran apa yang akan kamu gunakan dikelasmu? Silahkan bagikan di kolom komentar ya. Jangan lupa juga bagikan artikel ini ke teman-teman guru yang membutuhkan, sebab berbagi itu indah. Salam belajar online menyenangkan!